Monday, 8 May 2017

latar belakang diturunkan nya surat al-qafirun
q.s. al-qafirun ayat (1-6)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ﴿١﴾ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦﴾
Artinya: 
1). Katakanlah: Hai orang-orang kafir
2). Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3). Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
4). Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6). Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku
Surat Al-Kafirun ini merupakan surat yang ke 109 dengan jumlah ayat 6. 
latar belakang dirunkannya dari Q.S Al-Kafirun ini adalah karena ajakan orang-orang kafif atau kaum musyrikin Quraisy kepada Rasulullah SAW untuk menyembah tuhan (berhala) yang mereka sembah. Mereka ingin mengajak Rasulullah SAW dan para saabat untuk menyembah tuhan orang-orang musyrikin mekah dalam waktu satu tahun, baru kemudian orang orang musryrikin Quraisy akan menyembah Allah swt selama satu tahun juga di tahun berikutnya. Dari peristiwa itu, kemudian Allah swt menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjawab ajakan kaum kafir mekkah tersebut.
Pada ayat yang pertama dan kedua, Nabi Muhammad SAW menyeru kepada orang-orang kafir dan memberi jawaban kepada orang kafir, sesuai dengan wahyu yang diturunkan oleh Allah swt. Kemudian dilanjutkan dengan jawaban yang sangat tegas yang isinya menolak ajakan dari orang-orang kafir Quraisy untuk menyembah tuhan (berhala) yang orang-orang kafir sembah.
Orang-orang kafir yaitu orang-orang yang tidak patuh terhadap Allah SWT, atau menolak kebenaran Allah swt dan tidak mau untuk menyembah dan beribadah kepada Allah swt. Perilakunya disebut dengan kufur. 
Dalam surat ini salah satu pesannya yaitu keimanan kita kepada Allah swt tidak boleh dicampuradukan dengan kepada selain-Nya. Sebagai umat Islam kita tidak boleh melakukan perbuatan syirik yaitu menyembah selain kepada Allah, perbuatan syirik termasuk perbuatan dosa yang sangat besar. Pernyataan Rasulullah SAW yang menolak untuk menyembah Tuhan (berhala) yang orang-orang kafi semba terdapat dalam ayat 2 Surah AL-Kafirun. 

Isi kandungan dari Q.S. Al-Kafirun yang selanjutnya yaitu Rasulullah SAW setelah menolak untuk menyembah tuhannya orang kafir kemudian memberikan ketegasan kepada orang-orang kafir bahwa mereka orang-orang kafir bukan penyembah Allah swt yang Rasulullah SAW dan para sahabat sembah. 
Pada ayat yang ke-enam atau terakhir Nabi saw memberikan ultimatum atau kesimpulan kepada orang-orang kafir untuk tidak memaksakan kehendak kepada orang lain untuk menganut suatu agama. Ini artinya bahwa setiap orang berhak memilih dan menganut agama sesuai dengan yang diyakini. Jadi isi pokok kandungan Q.S. Al Kafirun..
Kita dapat mengambil kesimpulan tentang isi kandungan Q.S. Al - Kafirun tentang toleransi dalam beragama, yaitu ada dua kata. Kata yang pertama adalah "kebebasan" dan kata kunci yang kedua adalah "batasan"
Kita mulai dari kata kunci yang pertama yaitu "kebebasan". Kata kebebasan dalam isi kandungan Q.S. Al-Kafirun itu artinya bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih akidah dan kebebasan untuk beribadah sesuai keyakinan yang telah dipilihnya. Kebebasan beribadah tidak dimaknai secara internal atau beribada dengan caranya sendirinya. 
Sebagai contoh, Islam mengajarkan dan mewajibkan kita untuk shalat lima waktu, kita tidak bisa menawar jumlah shalat lima waktu tersebut menjadi tiga waktu. Kebebasan beribadah hanya dalam hubungan eksternal atau hubungan anatara pemeluk agama yang satu dengan dengan pemeluk agama lain. 
Kita harus bertoleransi terhadap pemeluk agama lain untuk beribadah sesuai agamanya. Kita tidak boleh mengganggu mereka ketika melakukan ibadah, dan begitu juga sebaliknya. Inilah yang dimaksud dengan kata kunci "batasan", bahwa sikap toleransi seorang muslim hanya menyangkut hubungan sosial antar manusia dan ibada dalam arti eksternal.
















Problematika Pengajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan pelajaran penting sebagai upaya untuk membentuk watak dan kepribadian ummat. Dengan mempelajari sejarah, generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu. Dari proses itu dapat diambil banyak pelajaran, sisi-sisi mana yang perlu dikembangkan dan sisi-sisi mana yang tidak perlu dikembangkan. Keteladan dari tokoh-tokoh / pelaku sejarah inilah yang ingin ditransformasikan kepada generasi muda, disamping nilai informasi sejarah penting lainnya.
Kendatipun demikian penting materi sejarah bagi pengembangan kepribadian suatu bangsa, Namun dalam realitasnya sering kurang disadari, sehingga mata pelajaran sejarah kurang diminati. Mata pelajaran sejarah justru hanya dipandang sebagai mata pelajaran pelengkap, baik oleh siswa maupun oleh guru. Ini terbukti dengan jam pelajaran untuk Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di sekolah (baca Madrasah) hanya 1 jam pelajaran dalam seminggu. Padahal materi SKI cukup banyak.Disamping masalah jam pelajaran, ada masalah-masalah lain yang berkaitan dengan metodologi pengajaran sejarah Islam, yaitu :
Baru menekankan pada aspek sejarah politik para elite penguasa pada zamannya. Sementara aspek sosial, aspek ekonomi, budaya dan pendidikan kurang mendapatkan porsi yang memadai.
Apresiasi siswa terhadap kebudayaan masih rendah. Bahkan beberapa guru sejarah Islam juga menunjukkan apresiasi yang rendah terhadap mata pelajaran ini. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya perhatian mereka terhadap pengajaran sejarah.
 Sikap inferiority complex, perasaan rendah diri yang komplek. Sikap inferiority complex ummat Islam terhadap nilai-nilai sejarah budayanya sendiri ini merupakan bagian dari masalah dalam pengajaran sejarah. Generasi muda pada umumnya lebih bangga terhadap hasil kebudyaan Barat, sementara terhadap kebudayaan Islam sendiri, mereka merasa malu untuk mengakuinya, apalagi menirunya. Sikap inferiority complex kaum Muslimin ini juga terefleksi dalam sikap dan reaksi kaum Muslim terhadap budaya Barat;
Metode yang dipergunakan oleh guru masih monoton; sejarah hanya disampaikan dengan ceramah, padahal materi sejarah Islam sudah diperoleh siswa dalam setiap jenjang pendidikan Islam dan dari informasi lain. Oleh karena itu perlu adanya metode dan media yang bervariasi, misalnya field study, study lapangan langsung, pemakaian peta, VCD dan sebagainya.
Penjelasan guru atau nara sumber kurang memperhatikan aspek-aspek lain, misalnya faktor sosiologis, faktor antropologis, ekonomis, geografis dan sebagainya. Dalam menjelaskan satu materi dapat diterangkan dengan beberapa sudut pandang yang berbeda, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih komprehensif. Materi-materi yang perlu dijelaskan secara komprehensif tersebut misalnya tentang; apa yang dimaksud dengan jahiliyah, apa yang dimaksud dengan sifat ummi pada Nabi, kenapa Islam diturunkan di Makkah, bagaimana awal mula konflik dalam Islam, bagaimana konflik yang terjadi antara Ali dan Muawiyah, Ali dengan Aisyah, Talkhah dan Zubair, bagaimana tuduhan terhadap al-Ghazali sebagai penyebab kemunduran peradaban Islam, apa arti masa keemasan Islam dan pengaruhnya terhadap renaissance di Barat.
sangat jelas bahwa seorang guru Sejarah harus memperhatikan metode dan taktik dalam pembelajaran, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana mengatakan bahwa metode pengajaran adalah taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa ( peserta didik) mencapai tujuan pengajaran (TIK) secara lebih efektif dan efisien.


Rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp)
Satuan pendidikan      : Sekolah dasar  negeri 8 lhokseumawe
Kelas/semester            : IV/II
Mata pelajarana           : Sejarah kebudayaan islam (SKI)
Alokasi waktu             :2 x 60 menit
Jumlah pertemuan       :2 kali
Materi ajar                   :a.kesabaran Rasulullah atas perlakuan bani tsaqif
Metode belajar            : a. metode ceramah
                                      b. metode Tanya jawab
                                      c. diskusi

A. Standar Kompetensi
3.         memahami hijrah Nabi Muhammad Saw ke thaif
B. Kompetensi Dasar
            3.3        kesabaran Nabi Muhammad Saw dalam peristiwa hijrah ke thoif
C. Indikator
1.      Anak-anak harus menyakini tidak semua tujuan yang baik akan mendapat sambutan yang baik di masyarakat.
2.      Anak-anak harus menyetujui bahwa semua perbuatan kasar,.buruk tidak harus dibalas dengan perilaku yang kasar.
D. Tujuan
1.      Pertemuan 1
a.       Siswa dapat memahami dan malakukan perilaku yang terpuji dan menjahui yang tidak baik
2.      Pertemuan 2
a.       Siswa dapat berprilaku yang baik yang berguna bagi masyarakat


E. kegiatan pembelajaran
A.    pendahuluan ( 10 menit )
·         guru member salam
·         siswa menyiapkan dan member salam
·         guru menyuruh membaca doa dan siswa membacakan doa sebelum belajar
·         guru mengabsen kehadiran siswa
·         guru menanyakan kabar siswa
·         guru menjelaskan secara singkat materi apa yang akan di ajarkan
B.     Kegiatan inti ( 40 menit )
·         Guru menjelaskan materi
·         Guru member contoh-contoh yang yanta atau kongkrit
·         Guru menjelaskan dalam  kegiatan sehari-hari
C.     Kegiatan akhir
·         Guru menyimpulkan pembelajaran
·         Guru berinteraksi dengan siswa/ Tanya jawab
·         Guru menyimpulkan sekali lagi dan bersama-sama menutup pelajaran
·         Dan guru menyurus siswa siap dan membaca doa sebelum pulang
F. Penilain
·         Penilaian dilakukan pada saat siswa mendegarkan dan pada saat siswa ditayai atau bertanya kepada guru dan siswa di nilai juga dalam pemahaman tentang materi.