Monday 7 November 2016

makalah penetapan jaringan tema pada pembelajaran termatik

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
 Pemetaan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajaran Tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pada pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehinggga siswa-siswi memperoleh pandangan dan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang berbeda-beda (Sukayati,1998).[1]
Dalam latar belakang ini kami membahas tentang pemahaman Mahasiswa tentang Pemetaan Tema dalam Pembelajaran Tematik. Namun dalam makalah ini lebih menekankan keterhubungan antara Pemetaan dengan Kompetensi Dasar dan Indikator ke dalam Tema. Sebelum membahas tentang keterhubungan antara pemetaan dengan Kompetensi Dasar dan indikator dalam tema kita harus memahami tentang konsep dasar tentang pemetaan tema di paket yang sebelumnya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mempermudah kerja kita dalam mengerjakan dengan bahasan ini yang sudah tersebut di atas. Pada paket ini Mahasiswa di jelaskan terlebih dahulu tentang cara-cara menjabarkan KD ke dalam indikator yang selanjutnya diminta untuk menjabarkan KD ke dalam indikator secara kelompok.Semoga setelah pembahasan yang kami susun ini selesai dibuat, kami berharap mampu memberikan pengetahuan tentang keterhubungan antara pemetaan dengan KD dan Indikator.



BAB II
PEMBAHASAN
1. Menetapkan Jaringan Tema
a.  Hakikat Jaringan Tema
     Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu yang banyak digunakan dewasa ini. Lebih spesifik lagi, pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari penerapan pembelajaran terpadu model Webbed. Pembelajaran terpadu model Webbed adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menetukan tema tertentu. Tema dapat ditentukan dengan negosisasi guru dan siswa, tetapi dapat pula diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang studi (Trianto 2007). Pengembangan tema menjadi sub-sub tema serta pola keterkaitannya inilah yang kemdian membentuk jaringan tema. Dari penejelasan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari berbagai bidang studi terkait.[2]
     Kelebihan jaringan tema yang mengikuti model pembelajaran terpadu milik Webber adalah:
a.       Penyelaksian/penentuan tema sesuai minat akan memotivasi siswa-siswi unuk belajar
b.      Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.
c.       Memudahkan perencanaan.
d.      Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa-siswi.
e.       Memberikan kemudahan bagi siswa-siswi dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.
Sedangkan kekurangan jaringan tema model pembelajaran terpadu Webber adalah,
a.       Sulit dalam menyeleksi tema.
b.      Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal.
c.       Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada pengembangan konsep.
d.      Menetapkan Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar.
Dalam mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a.       Urutan berdasarkan herarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan materi.
b.      Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c.       Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Kompetensi dasar berisi mengenai pengethuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dan siswi dalam rangka pencapaian standar kompetensi pada masing-masing mata pelajaran yang akan dipadukan. Di bawah ini contoh rumusan Setandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran untuk siswa kelas I SD/MI pada semester.[3]
  b. Identifikasi materi pokok
      Identifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan dengan mempertimbangkan :
a.       tingkat perkembangan fisik, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;
b.      kebermanfaatan bagi peserta didik;
c.       struktur keilmuan;
d.      kedalaman dan keluasan materi;
e.       relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
f.       alokasi waktu.[4]
  c. Penentuan Pengalaman Belajar
    Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan siswa dan siswi. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai siswa dan siswi. Rumusan pengalaman belajar juga mencerminkan pengelolaan-pengelolaan pengalaman siswa dan siswi. Strategi pembelajaran merupakan prosedur umum kegiatan pembelajaran tematik yang akan dilaksanakan, baik yang menyangkut kegiatan tatap muka maupun pengalaman belajar non-tatap muka.
d. Penentuan Alokasi Waktu
    Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar. Alokasi waktu perlu diperhatikan para tahap pengembangan silabus yaitu untuk memperkirakan jumlah jam pelajaran yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik. Guru harus mampu memperkirakan berapa lama siswa dapat mempelajari materi pembelajaran yang telah ditentukan.[5]
e. Menentukan Media/Sumber Pembelajaran
    Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penulisan buku sumber harus seuai kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
f. Penentuan Jenis Penilaian
    Model penilaian yang dikembangkan mencakup prosedur yang digunakan, jenis dan bentuk penilaian, serta alat evaluasi yang digunakan. Model penilaian ini disesuaikan dengan penilaian berbasis kelas pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Objek penilaian mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik.
Untuk mencapai keberhasilan peserta didik diperlukan penilaian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian, yaitu:
a.       Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b.      Penilaian menggunakan acuan kriteria.
c.       Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
d.      Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
e.       Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran.[6]
2. Penyusunan RPP
    1. Pengertian dan Komponen RPP
        Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri dari 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
Untuk memudahkan dalam pengembangana RPP penting memperhatikan minimal komponen-komponen RPP sebagai berikut :
a.       Tujuan Pembelajaran
b.      Materi Pokok
c.       Metode Pembelajaran
d.      Sumber Belajar
e.       Penilaian Hasil Belajar
Khusus untuk pembelajaran tematik RPP ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran dengan komponan yang meliputi
1.      Identitas mata pelajaran
2.      Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan
3.      Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
4.      Strategi pembelajaran
5.      Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
6.      Penilaian dan tindak lanjut.[7]
3. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Perulunya perncanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
a.       Perbaikan Kualitas Pembelajaran.
Perbaikan kualitas Pembelajaran haruslah diawali dengan perbaikan desain pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran, tahap yang akan dilakukan oleh guru dan desain dalam mengajar telah dirancang dengan baik, mulai dan mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi sumatif yang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b.      Pembelajaran Dirancang Dengan Pendekatan Sistem
Untuk mencapai kualitas pembelajaran, Desain Pembelajaran yang dilakukan haruslah didasarkan pada pendekatan system. Dengan pendekatan system, akan memberikan peluang yang lebih besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar, termasuk keterkaitan antarvariabel pengajaran yakni variable kondisi pembelajaran variable metode, dan variable hasil pembelajaran.
c.       Desain Pembelajaran Mengacu Pada Bagaimana Seseorang Belajar
Kualitas pembelajaran juga banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancang . Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan rancangannya. Bagaimana teori yang telah di kembangkan mengenai belajar, misalnya teori behavioristik yang menekankan pada perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori pengelolaan informasi yang menekankan pada bagaimana suatu informasi itu diolah dan disimpan dalam ingatan. Teori ketiga berpijak pada psikologi kognitif yang memandang bahwa proses belajar adalah mengaitkan pengetahuan baru ke struktur pengetahuan yang sudah dimiliki siswa, dan hasil belajar berupa terbentuknya struktur pengetahuan baru yang lebih lengkap.
d.      Desain Pembelajaran Harus Diacukan Pada Tujuan
Hasil pebelajaran mencakup hasil langsung dan hasil tak langsung (pengiring). Perencanaan pembelajar perlu mimilah hasil pembelajaran yang langsung dapat di ukur setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring.
e.       Desain Pembelajaran Diarahkan Pada Kemudahan Belajar.
Sebagaimana disebutkan diatas, pembelajaran adalah upaya membelajarkan Siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar.[10]Pembuatan jaringan tema merupakan implementasi penerapan pembelajaran terpadu model Webbed.Pembelajaran terpadu model webbed adalah pembelajaran yang mengandung pendekatan tematik.Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu.Tema dapat ditetapkan dengan negosiasi antara guru dengan siswa-siswi.setelah tema disepakati dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi (Trianto,2007).Pengembangan tema menjadi sub-sub tema serta membuat pola keterkaitannya inilah yang kemudian membentuk jaringan.
Dapat disimpulkan bahwa jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari berbagai bidang studi.Dengan terbentuknya jaringan tema diharapkan siswa-siswi memahami satu tema tertentu dengan melakukan pendekatan interdisiplinberbagai bidng studi pengetahuan.jaringan tema juga mengajari pembiasan agar siswa-siswi mampu berpikir secara integrtif dan holistik. Pembuatan jaringan tema yang mengikuti model pembelajaran terpadu Webbed memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya:
·         Penyelesaian/penentuan tema sesuai dengan minat akan memotivasi siswa-siswi untuk belajar
·         Lebih mudah dilakukan oleh guru yang melum berpengalaman
·         Memudahkan perencanaan
·         Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa-siswi.
·         Memberikan kemudan bagi siswa-siswi dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.
Kekurangan
·         Sulit dalam menyelesaikan tema
·         Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal
·         Dalam pembelajaran guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada pengembangan konsep.
4.    Teknik Pembuatan Jaringan Tema
     Pembuatan jaringan tema melalui beberapa tahapan yang harus dilalui.Langkah-langkahnya yaitu:
1.      Tentukan terlebih dahulu tema. ada dua cara diantaranya Cara pertama,mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua,menetapkan tedapat lebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan untuk menentukan tema tersebu, guru dapat bekerjasama dengan siswa-siswi sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
2.      Menginventarisasi materi-materi yang masuk/sesuai dengan tema yang telah ditentukan
3.      Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinvenyarisirke dalam rumpun mata pelajarannya masing- maring.
4.      Menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata pelajaran dengan tema
5.    Kriteria Jaringan Tema yang Baik
1.      Simpel Jaringan tema dibuat untuk mempermudah penyusunan perencanaan pembelaran secara keseluruhan.
2.      Sinkron.Jaringan tema terdiri dari dua komponen utama yaitu tema pngikat dan materi-materi yang terkait dan bias masuk dalam cakupannya.
3.      Logis.materi yang dijaring memang betul-betul merupakan bagian dari tema.
4.      Mudah dipahami. Tema yang baik adalah tema yang mudah dipahami semua orang.
5.      Terpadu Tema dan materi-materi diikat oleh kesamaan substansiyang ingin disampaikan kepada siswa-siswi.



















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu yang banyak digunakan dewasa ini. Lebih spesifik lagi, pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari penerapan pembelajaran terpadu model Webbed. jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari berbagai bidang studi terkait. Kemudian bagaimana yang dikatakan dengan cara membuat tema yaitu :
1.      Tentukan terlebih dahulu tema. ada dua cara diantaranya Cara pertama,mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua,menetapkan tedapat lebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan untuk menentukan tema tersebu, guru dapat bekerjasama dengan siswa-siswi sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
2.      Menginventarisasi materi-materi yang masuk/sesuai dengan tema yang telah ditentukan
3.      Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinvenyarisirke dalam rumpun mata pelajarannya masing- maring.
4.      Menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata pelajaran dengan tema










DAFTAR PUSTAKA
Sugiyar dkk. LAPIS PGMI. 2009.
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: PT Prestasi Pustaka, 2009.
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI, Jakarta: Kencana, 2011.
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009.
[2] Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT Prestasi Pustaka, 2009), Hal 144
[3] Ibid, hal  144-145
[4] Sugiyar dkk.LAPIS PGMI.2009.hlm 7     
[5] Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2011) , hal 335-339.
[6] Trianto, Mengembangkan Model.............hal 165
[7] Ibid, hal 166
[8] Ibid, hal 167-168
[9] Ibid, hal 176-177
[10] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), Hal 4-5











[1] http://ulfaturrosyiidah.blogspot.com/
                                   
[2] Sugiyar dkk.LAPIS PGMI.2009.hlm 7
[3] Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2011) , hal 335-339.
                [4]  Sugiyar dkk.LAPIS PGMI.2009.hlm 7         
[5] Ibid, hal 166

[6] Ibid, hal 167-168
                     
[7] Ibid, hal 176-177
                

1 comment: