Monday, 31 October 2016
Tuesday, 25 October 2016
makalah qodariah dan tokoh yang mendirikan qodariah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Akhir-akhir ini banyak sekali orang-orang yang tidak
mengerti sejarah tentang peradaban umat islam itu sendiri. Padahal jika kita
membaca sejarah umat islam yang lalu, apalagi sejarah awal mulanya islam
mengenal tentang politik, itu sangat berguna sekali bagi kedepannya umat islam,
agar umat islam itu sendiri tidak sampai terjatuh kedua kalinya, karna pada
masa lalu, perbuatan-perbuatan orang-orang islam banyak yang ‘’nyeleneh’’ atau
keluar dari tuntunan-tuntunan mereka (al-qur’an & al-hadist). Maka
dari itu kita harus tahu sejarah, karna dengan mempelajarinya kita akan lebih
tahu dan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan ini kami
disini akan membahas sebagian dari sejarah umat islam yang salah satunya adalah
kaum ‘’qadariah’’. Kaum qadariah itu sendiri adalah kaum yang menolak akan
adanya qadar dari tuhan,untuk lebih lengkapnya marilah kita baca makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:
1. Pengertian Qadariah
2. Sejarah Qadariah
3. Doktrin-doktrin Qadariah
4. Tokoh-tokoh Qadariah
C.
Tujuan
Dari rumasan masalah
diatas maka tujuannya:
1.
Supaya mahasiswa/i mengetahuai apa itu Qadariah dan bagaimana sejarahnya
2.
Supaya mahasiswa/i mampu memahami apa saja doktrin-doktrin Qadariah dan tokoh-tokohnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN QADARIAH
Qadariyah
berasal dari bahasa arab, yaitu dari bahasa qadara yang artinya kemampuan
dan kekuatan. Adapun menurut pengertian termonologi, Qadariyah adalah suatu
aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh
tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap manusia adalah pencipta bagi
segala perbuatannya ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas
kehendaknya sendiri, berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa
Qadariyah dipakai untuk nama aliran yang memberi penekanan atas kebebasan dalam
hal ini, Harun Nasution menegaskan bahwa kaum Qadariyah berasal dari pengertian
bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya,
dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia harus tunduk pada qadar tuhan.[1]
Seharusnya sebutan
Qadariyah diberikan kepada aliran yang berpendapat bahwa qadar menentukan
segala tingkah laku manusia, baik yang bagus maupun yang jahat. Namun sebutan
tersebut telah melekai kaum sunni, yang percaya bahwa manusia mempunyai
kebebasan berkehandak. Menurut Ahmad Amin, sebutan ini diberikan kepada para
pengikut faham qadar oleh lawan mereka dengan merujuk hadis yang menimbulkan kesan
negatif bagi nama qadariyah. Kelahiran qadariah
sendiri merupakan isyarat penentangan terhadap politik pemerintahan Bani
Umayyah, walaupun kaum qadariah sendiri selalu mendapatkan tekanan dari
pemerintahan Bani Umayyah namun kaum ini tetap selalu bisa berkembang. Golongan ini sendiri menyatakan bahwa tidak ada alasan
yang tepat untuk menyadarkan segala perbuatan manusia kepada perbuatan tuhan.
B. SEJARAH MUNCULNYA KAUM QADARIAH
Paham qadariah itu
sendiri muncul akibat pengaruh dari orang luar (orang nasrani yang masuk islam
kemudian berbalik ke nasrani lagi). Muhammad ibn syu’aid yang memperoleh
informasi dari Al-Auza’i mengatakan bahwa mula orang yang membawa atau
memperkenalkan paham qadariah dalam kalangan islam itu sendiri adalan “SUSAN”
seperti yang dijelaskan diatas, dia adalah orang nasrani yang masuk islam
dengan tujuan mempengaruhi dan kemudian kembali lagi keagamanya lagi (Murtad).[2] Dan dari orang inilah
petama kalinya Ma'bad ibn Khalif al-Juhani al-Basri dan
Ghailan al-Dimasyqi memperoleh paham
tersebut. Dan lahirnya qadariah itu sendiri dipengaruhi oleh paham bebas yang
berkembang dikalangan pemeluk agama masehi (Nestoria).
Ma’bad Al-jauhani dan
Ghailan Ad-Dimasyqi, menurut Watt adalah penganut Qadariyah yang hidup setelah
Hasan Al-Basri. Kalau dihubungkan dengan keterangan Adz-Dzahabi dalam Mizan
Al-I’tidal, seperti dikutip Ahmad Amin yang menyatakan bahwa Ma’bad Al-Jauhani
pernah belajar pada Hasan Al-Bashri, maka sangat mungkin faham Qadariyah ini
mula-mula dikembangkan oleh Hasan Al-Bashri, dengan demikian keterangan yang
ditulis oleh ibn Nabatah dalam Syahrul Al- Uyun bahwa faham Qadariyah berasal
dari orang Irak kristen yang masuk islam kemudian kembali lagi kekristen,
adalah hasil rekayasa orang yang tidak sependapat dengan faham ini agar
orang-orang yang lain tidak tertarik dengan pikiran Qadariyah. Lagi pula
menurut Kremer, seperti dikutip Ignaz Goldziher.[3]
Golongan Qadariyah ini
mengingkari Allah mengetahui perbuatan-perbuatan sebelum terjadinya dan
meyakini Ia belum menentukannya. Mereka mengatakan, Tidak ada takdir, bahwa
semua kejadian itu baru. Yaitu kejadian itu baru, tidak didahuluhi oleh takdir
dan tidak diketahui Allah sebelumnya. Allah hanya mengetahui setelah adanya
kejadian itu. Mereka berkeyakinan Allah tidak menciptakan perbuatan-perbuatan
hamba-Nya dan takdir-Nya tidak berkaitan dengannya.
Dalam hal ini Max
Hortan berpendapat, bahwa teologi Masehi di dunia Timur pertama-tama menetapkan
kebebasan manusia dan pertanggungan jawabnya yang penuh dalam segala
tindakannya. Karena dalil-dalil mengenai pendapat ini memuaskan golongan bebas
Islam (Qadariyah), maka mereka merasa perlu mengambilnya.
Menurut
al-Zahabi dalam kitab Mizan al-l'tidal yang dikutip oleh Ahmad
Amin, bahwa Ma'bad al-Juhani adalah seorang tabi'in yang dapat dipercaya
(baik), tetapi dia telah memberi contoh dengan hal yang tidak terpuji, yaitu
mengatakan tentang tidak adanya qadar bagi Tuhan. Dialah penyebar paham
Qadariyah di Irak. Adapun Ghailan al-Dimasyqi (Abu Marwan Gailan ibn
Muslim) adalah penyebar paham Qadariyah di Damaskus. Dia seorang orator, maka
tidak heranlah jika banyak orang yang tertarik untuk mengikuti pahamnya.
Ada dua motif
timbulnya paham Qadariyah ini, menurut hemat penulis disebabkan oleh 2 faktor.
Pertama, faktor extern yaitu agama Nasrani, dimana jauh sebelumnya mereka telah
memperbincangkan tentang qadar Tuhan dalam kalangan mereka. Kedua, faktor
intern, yaitu merupakan reaksi terhadap paham Jabariyah dan merupakan upaya
protes terhadap tindakan-tindakan penguasa Bani Umayah yang bertindak atas nama
Tuhan dan berdalih kepada takdir Tuhan.
Apakah dengan kematian
tokoh-tokohnya dan besarnya gelombang tantangan terhadapnya, kemudian paham
Qadariyah ini mati atau terhenti? Memang benar secara organisasi atau aliran
mereka tidak berwujud lagi, tetapi existensi ajarannya masih tetap berkembang,
yaitu dianut oleh kaum Mu'tazilah. Bidah Qadariyah mempunyai dua konsepsi
pokok yaitu, Pertama: Mengingkari ilmu Allah, Kedua:
Hamba-hambalah yang menciptakan perbuatan-perbuatan mereka dengan sendirinya
(tanpa ada kaitannya dengan takdir Allah).
Perbedaan mereka
dengan salaf adalah terletak pada konsepesi mereka yang menyatakan bahwa
pebuatan-perbuatan hamba-hamba telah ditakdirkan untuk mereka dan dari hasil
usaha mereka sendiri tidak ada kaitannya dengan kekuasaan Allah. Kebatilan
madzhab yang terahir ini lebih ringan daripada madzhab pertama. Ibnu Taimiyah
menjelaskan maksud perkatakaan-perkataan salaf yang mengafirkan Qadariy, “Para
ulama salaf mengkafirkan golongan Qadariyah yang menolak al-Kitab dan ilmu
Allah dan mereka tidak menvonis kafir seorang (Qadariy) yang menetapkan ilmu
Allah dan seorang Qadariy yang mengingkari perbuatan-perbuatan hamba itu
ciptaan Allah.
Imam Syafi’i, Imam
Ahmad dan para imam yang lainnya menvonis kafir seorang Qadariy yang
mengingkari ilmu Allah yang terdahulu. Golongan Qadariyah telah hilang, akan
tetapi Mu’tazilah membangun konsepsinya di atas konsepsi Qadariyah dan
menyebarluaskannya. Dengan demikian kita dapat memprediksikan bahwa Mu’tazilah
mewarisi ilmu dari Qadariyah. Oleh karena itu Mutazilah disebut juga Qadariyah.
Berikut beberapa dalil
yang mereka pakai :
“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), Padahal
kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan
Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?"
Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri".
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran [3]: 165)
“Barangsiapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS. An-Nisa [4]:111)
“Barangsiapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS. An-Nisa [4]:111)
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya, dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’du
[13]:11)
“Dan Katakanlah: "Kebenaran itu
datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan
diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka.
Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.”
(QS. Al-Kahfi [18])
Ahmad Amin, ada ahli
teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan. Oleh Ma’bad
Al-Jauhani dan Ghailan Ad-Dimasyqy. Ma’bad adalah seorang taba’i yang dapat
dipercaya dan pernah berguru pada Hasan Al-Basri. Adapun Ghalian adalah seorang
orator berasal dari Damaskus dan ayahnya menjadi maula Usman bin Affan.
Ibnu Nabatah dalam
kitabnya Syarh Al-Uyum, seperti dikutip Ahmad Amin, memberi informasi lain
bahwa yang pertama kali memunculkan faham Qadariyah adalah orang Irak yang
semuala beragama kristen kemudian beragama islam dan balik lagi keagama
kristen. Dari orang inilah Ma’bad dan Ghailan mengambil faham ini. Orang irak
yang dimaksud, sebagaimana dikatakan Muhammad Ibnu Syu’i. Sementara itu, W.
Montgomery watt menemukan dokumen lain melalui tulisan Hellmut Ritter dalam
bahasa jerman yang dipublikasikan melaului majalah Der Islam pada tahun 1933.
Artikel ini menjelaskan bahwa faham Qadariyah terdapat dalam kitab Risalah dan
ditulis untuk Khalifah Abdul malik olah Hasan Al-Basri termasuk orang Qadariyah
atau bukan. Hal ini memang menjadi perdebatan, namun yang jelas, berdasarkan
catatannya terdapat dalam kitab Risalah ini ia percaya bahwa manusia dapat
memilih secara bebas memilih antara berbuat baik atau buruk.
C. DOKTRIN-DOKTRIN QADARIAH
Dalam kitab Al-Milal
wa An-Nihal, pembahasan masalah Qadariyah disatukan dengan pembahasan tentang
doktrin-doktrin Mu’tazilah, sehingga perbedaan antara kedua aliran ini kurang
begitu jelas. Ahmad Amin juga menjelaskan bahwa doktrin qadar lebih luas di
kupas oleh kalangan Mu’tazilah sebab faham ini juga menjadikan salah satu
doktrin Mu’tazilah akibatnya, orang menamakan Qadariyah dengan Mu’tazilah
karena kedua aliran ini sama-sama percaya bahwa manusia mempunyai kemampuan
untuk mewujudkan tindakan tanpa campur tangan Tuhan.[4]
Harun Nasution
menjelaskan pendapat Ghailan tentang doktrin Qadariyah bahwa manusia berkuasa
atas perbuatan-perbuatannya. Mansuia sendiri pula melakukan atau menjauhi
perbuatan atau kemampuan dan dayanya sendiri. Salah seorang pemuka Qadariyah
yang lain , An-Nazzam , mengemukakan bahwa manusia hidup mempunyai daya dan ia
berkuasa atas segala perbuatannya. Dari beberapa penjelasan diatas ,dapat di
pahami bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri.
Mansuia mempunyai kewenangan untuk melakun segala perbuatan atas kehendaknya
sendiri, baik berbuat baik maupun berbuat jahat.[5] Oleh karena itu, ia berhak
mendapatkan pahala atas kebaikan yang dilakukannya dan juga berhak mendapatkan
pahala atas kebaikan yang dilakukannya dan juga berhak pula Pokok-pokok ajaran
Qadariah, menurut Prof.Dr.Ahmad dalam bukunya “Fajrul Islam” di kelompokkan
terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1.Tentang perbuatan manusia
Menurut Qadariah, bahwa manusia mempunyai kebebasan untuk
berbuat dan bertindak. Oleh karena itu manusia bertanggung jawab sepenuhnya
atas perbuatan sendiri. Manusia itu bebas berbuat atau tidak berbuat. Itulah
sebabnya manusia berhak menerima pujian dan pahala atas perbuatannya yang baik,
dan menerima celaan atau hukuman atas perbuatannya yang salah.
2.Tentang dosa besar
Perbuatan dosa besar yang dilakukan oleh
seorang mukmin kemudian mati sebelum taubat maka orang tersebut
kafir.
3.Tentang keesaan tuhan
Menurut faham Qadariah
bahwa Allah itu esa dalam arti lain Allah itu tidak mempunyai sifat wajib dan
jaiz. Menurut mereka allah itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar dan melihat
dengan dzat nya sendiri.
Pendapat yang menyatakan bahwa Allah memiliki sifat qadim, mennurut Qadariah
sama dengan mengatakan bahwa Allah itu lebih dari satu dan tidak bersekutu
dengan segala hal.
4.Tentang akal manusia
Menurut Qadariah bahwa akal manusia mampu
mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun allah tidak menurunkan
agama. Sebab, kata mereka sesuatu ada memiliki sifat yang menyebabkan baik atau
buruk misalnya “benar” itu memiliki sifat yang menyebabkan baik, dan sebaliknya,
“bohong” itu juga memiliki sifat sendiri yang menyebabkan buruk.
D. TOKOH-TOKOH QADARIAH
1.
Abdullah ibn Umar
2.
Jabir ibn Abdullah
3.
Abu Hurairah
4.
ibn Abbas
5.
Anas ibn Malik
6.
Ma'bad ibn Khalif al-Juhani al-Basri
7.
Ghailan al-Dimasyqi
8.
Hasan Al-Bashri
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi kaum qadariah
itu sendiri adalah kaum yang tidak mengakui akan adanya qadar dari tuhan.
Golongan qadariah ini perbuatannya mengingkari Allah. Mereka menganggap bahwa
apa yang teradi terhadap diri manusia itu sendiri semua adalah hal-hal yang
baru,jadi mereka tidak menganggap Allah SWT tidak pernah menciptakan qadar dan
menganggap Alllah SWT tahu akan suatu kejadian setelah perbuatan itu sendiri
terjadi. Mereka berkeyakinan Allah
tidak menciptakan perbuatan-perbuatan hamba-Nya dan takdir-Nya tidak berkaitan
dengannya. Jadi golongan qadariah ini adalah golongan yang kafir,bagaimana
tidak, yang mempunyai fikiran pertama atau yang menciptakan kaum qadariah ini
sendiri adalah orang yang murtad, malah lebih hina dari pada mahluk Allah yg
paling hina. Karna dia adalah orang nasrani yang masuk islam dan menyebarkan
paham yang kafir dan setelah itu dia keluar dari islam dan kembali lagi ke
agamanya semula.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Amin, Fajr Al-Islam, Kairo, 1994.
Al-Bagdadi,
Al-Farq bain Al-firaq, Maktabah
Muhammad Ali Subeih, Kairo.
Anwar
Rosihon, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka
Setia, 2001.
Harun
Nasution, Teologi Islam, Aliran-aliran Sejarah, Jakarta: Cipatut
1978.
Yunani
Yusuf, Alam Pikiran Islam, Jakarta:
1990.
[1] Harun Nasution, Teologi Islam,
Aliran-aliran Sejarah, Jakarta:
Cipatut 1978, hal.31
[2] Al-Bagdadi, Al-Farq bain
Al-firaq, Maktabah Muhammad Ali Subeih, Kairo: Hal. 71
[3] Anwar Rosihon, Ilmu Kalam, Bandung:
Pustaka Setia, 2001, Hal 72
[4] Ahmad Amin, Fajr Al-Islam,
Kairo: 1994. Hal 287
[5] Yunani Yusuf, Alam Pikiran Islam,
Jakarta: 1990, Hal. 25
Monday, 24 October 2016
makalah administrasi pendidikan
BAB I
A. Latar
Belakang Masalah
Pengembangan
diri merupakan kegiatan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang
administrasi. Ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dilaksanakan bertujuan
jangka panjang yaitu agar tenaga administrasi maupun mengembangkan ilmu yang
telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah. Administrasi sangat diperlukan
bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu
tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam
sekolah. Orang sering menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau
administrasi dipegang sama orang-orang yang kurang terampil maka administrasi
tersebut akan berantakan. Orang yang memegang administraasi adalah orang yang
sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan).
Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/
keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam
waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu. Administrasi adalah
upaya menjadikan kegiatan kerja sama antara guru dan karyawan agar proses
belajar mengajar lebih efektif.
Administrasi
sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang sangat menunjang atas
tercapainya suatu tujuan dari pendidikan, sebagai seorang personal pendidikan
kita dituntut untuk menguasi dan memahami administrasi sarana dan prasarana,
untuk meningkatkan daya kerja yang efektif dan efisien serta mampu menghargai
etika kerja sesama personal pendidikan, sehingga akan tercipta keserasian,
kenyamanan yang dapat menimbulkan kebanggaan dan rasa memiliki baik dari warga
sekolah maupun warga masyarakat sekitarnya. Lingkungan pendidikan akan bersifat
positif atau negatif itu tergantung pada pemeliharaan administrasi sarana dan
prasarana itu sendiri. Terbatasnya pengetahuan dari personal tata usaha sekolah
akan administrasi sarana dan prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari
mereka untuk mengetahui dan memahaminya dengan sungguh sungguh, maka dari itu
kami menyusun makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
yang dikatakan dengan Administrasi Pendidikan
2.
Bagaimana
yang dikatakan dengan Peran Guru dalam
Administrasi
Pendidikan
3. Bagaimana yang dikatakan
dengan Pengertian Administrasi
Progam
Pembelajaran
4.
Kemudian bagaimana yang dikatakan dengan Ruang lingkup administrasi
Kurikulum Pendidikan
5.
Dan bagaimana yang dikatakan dengan Pengelolaan Administrasi Program
Pengajaran/Kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi
Pendidikan
Pengertian
administrasi pendidikan akan diterangkan meninjaunya dari berbagai aspeknya.
Marilah kita lihat administrasi pendidikan dari berbagai aspeknya itu, agar
kita dapat memahaminya dengan lebih baik.
Pertama,
administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan
pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidkan itu merentang dari tujuan
yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan
tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidikan dalam satu jam
pelajaran di kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih mudah
dirumuskan dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk
orang dewasa, atau tujuan pendidikan nasional. Jika tujuan itu kompleks, maka
cara mencapai tujuan itu juga kompleks, dan seringkali tujuan yang demikian itu
tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus melalui kerja sama
dengan orang lain, dengan segala aspek kerumitannya.[1]
Kedua,
administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencpai tujuan
pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemanduan, dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang
ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan
dan berapa banyak biaya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan
dilaksanakan.
Ketiga,
administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem.
Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu
berinteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.
Keempat,
administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika
administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk
melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan
pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain
tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber
manusia, uang, sarana, dan prasarana maupun waktu.
Kelima,
administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan.
Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk
menajwab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator penddikan itu, apakah ia
dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso
sungtulodo dalam mencapai tujuan pendidikan.
Keenam,
administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan
keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan
sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator
dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu.
Ketujuh,
administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi
dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti
apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain
itu.
Kedelapan,
administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu
kegaitan ketatausahaan yang intinya dalah kegiatan rutin catat-mencatat,
mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala
aspeknya, serta mempersiapkan laporan.
B. Fungsi Administrasi
Pendidikan
Paparan
tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu
dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya
prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk
pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai dengan melalui serangkaian
usaha, mulai dari perencanaan sampai melaksanakan evaluasi terhadap usaha
tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan
melalui serangkaian usaha itu (Longenecker, 1964). Oleh karena itu, fungsi
administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja sama untuk
mencapai tujuan pendidikan itu.[2]
1.
Tujuan
pendidikan
Tujuan pendidikan perlu dibicarakan di sini
karena alasan sebagai berikut: a). tujuan pendidikan merupakan jabaran dari
tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan
keduanya perlu dilakukan. b), tujuan pendidikan merupakan titik berangkat
administrasi pendidikan pada jenjang sekolah, dan c), tujuan pendidikan itu
juga merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di
jenjang pendidikan itu.
2.
Proses
sebagai fungsi administrasi pendidikan
Agar kegiatan dalam komponen administrasi
pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut
harus dikelola melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus),
mulai dari perencanaan, pengorganisassi, pengarahan, pengkoordinasian,
pembiayaan, pemantauan, dan penilaian seperti telah disinggung secara garis
besar pada bagian terdahulu. Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut lebih
rinci.
a.
Perencanaan
Perencanaan
adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur
pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan
tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang,
dan waktu. Dalam perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap, a).
identifikasi masalah, b) perumusan masalah, c). penetapan tujuan, d).
identifikasi alternatif, e). pemilihan alternatif, dan f). elaborasi
alternatif.
b.
Pengorganisasian
di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan
memilah orang-orang (guru dan personal sekolah lainya) serta mengalokasikan
prasarana dan saran untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai
tujuan sekolah. Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan
tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme
kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.
c.
Pengarahan
Pengarahan
diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan
dapat berjalan seperti yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988) memberikan
definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan
bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun
fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.
d.
Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha
untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar
kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha
mencapai tujuan sekolah.
e.
Pembiayaan
Pembiayaan
sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan
dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya,
usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta
pengawasan penggunaan anggaran tersebut.
f.
Penilaian
Dalam
waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota organisasi seperti
guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus melakukan penilaian
tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui
kekuatan dan kelemahan program yang dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud
penilaian adalah untuk: a) memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir
suatu periode kerja pekerjaan tersebut berhasil, b). menjamin cara bekerja yang
efektif dan efisien, c). memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan
untuk menghidarkan situasi yang dapat merusak, serta d). memajukan kesanggupan
para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah.
C. Lingkup Bidang Garapan
Administrasi Pendidikan
Dari
uraian di atas, tampak bahwa administrasi pendidikan pada pokoknya adalah semua
bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merancang,
mengadakan, dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang, peralatan, dan
waktu). Tujuan pendidikan memberikan arah kegaitan serta kriteria keberhasilan
kegiatan itu.
·
Bidang
administrasi material: kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang
materi. Seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-alat
perlengkapan.[3]
·
Bidang
administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru dan pegawai
sekolah dan sebagainya.
·
Bidang
administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum,
pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan sebagainya.[4]
D. Peranan Guru dalam
Administrasi Pendidikan
Tugas
utama guru yaitu mengelola proses belajar-mengajar dalam suatu lingkungan tertentu,
yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dan di samping
sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai komponen-komponen
lainnya. Guru harus memahami apa yang terjadi dilingkungan kerjanya.
Di
sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah, sekolah melaksanakan
kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya telah
ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru amat penting.
Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian
kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah,
keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan
sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya. Administrasi sekolah adalah pekerjaan
yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerja sama,
dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel sekolah termasuk
guru harus terlibat.
E.
Pengertian Program
Program
adalah rencana dan kegiatan yang direncanakan dengan seksama.
F.
Pengertian Pembelajaran
Menurut
Kunandar (2008) pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
G. Pengertian Administrasi
Progam Pembelajaran
Administrasi
Program Pembelajaran adalah kegiatan yang meliputi pengaturan seperangkat
program pengalaman belajar yang di susun untuk mengembangkan kemampuam siswa
sesuai dengan tujuan sekolah dalam rangka terciptanya proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien.
Kegiatan –Kegiatan
Administrasi Program Pembelajaran
1.
Penyusunan
Program
Adalah memikirkan
dan menetapkan kegiatan yang akan di lakukan selama satu tahun ajaran dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan
2.
Kalender
pendidikan
Adalah suatu
jadwal yang berisikan angka –angka numeric yang harus di ikuti oleh
sekolah di mana pada jadwal tersebut sudah di tentukan di mana
terdapat Hari, tanggal, bulan tahun yang sudah di resmikan oleh Diknas
3.
Jadwal
kegiatan belajar mengajar
Adalah suatu
kegiatan dalam proses belajar mengajar yang sudah di tentukan oleh pihak
sekolah sehingga tercapainya proses belajar mengajar yang efek
4.
Perencanaan
belajar mengajar
Adalah suatu
rancangan kegiatan yang harus di lakukan oleh pihak sekolah sehingga
terlaksananya proses belajar mengajar yang kita inginkan.tanpa adanya
perencanaan belajar mengajar sangat susah menentukan apa-apa saja yang di
perlukan oleh para anak didik.oleh karena itu sebelum melaukan kegiatan belajar
mengajar terlebih dahulu di lakukan adanya kegiatan perencanaan (planning).
5.
Pembukaan
tahun ajaran baru
Adalah
kegiatan setiap awal tahun yang di dalamnya terdapat berbagai macam kegiatan
seperti penerimaan siwa baru dengan di adakan sensus anak usia prasekolah.di
mana sekolah itu sudah menyiapkan buku untuk pendaftaran anak murid yg mau
masuk di tk tersebut.selain buku di berikan formulir berupa biodata anak yg
berisi tentang nama,tempat tanggal lahir,umur,nama orang tua,pekerjaan orang
tua dan lain-lain.
6.
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar
Adalah suatu
kegiatan yang di lakukan baik itu di dalam kelas,maupun di luar kelas yang
berada di lingkungan sekolah yang terdiri dari pendidik dan anak didiknya.di
mana dalam kegiatan proses belajar mengajar ada di laksanakan suatu kegiatan
yang memberikan pengetahuan kepada anak sehingga kecerdasan yg di miliki anak
bisa bertambah serta aspek-aspek perkembangan yang di miliki oleh anak bisa
terlihat.
7.
Pengaturan
Metode Pembelajaran
Adalah
proses mengatur serta merancang suatu kegiatan bermain yang mana akan di
laksanakan baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas yang sudah terlebih
dahulu di persiapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar sehingga kegiatan
permainan tersebut dapat berjalan dengan lancar.
8.
Pelaksanaan
evaluasi
Adalah suatu
kegiatan yang di lakukan oleh para guru atau tutor untuk menilai anak didiknya
berdasarkan kemampuan yang di miliki anak didiknya.bentuk penilaian atau
pelaporan dalam bentuk sebuah narasi yang di tulis dalam buku rapor yang
berisikan tentang aspek-aspek perkembangan pada anak didik.
9.
Layanan
bimbingan dan penyuluhan
Yaitu suatu tempat di
mana di lakukan konsultasi mengenai apa-apa saja permalsahan yang di hadapi
baik orang tua maupun anak didik itu sendiri.layanan ini bertujuan bagi
anak-anak yang sedang menghadapi masalah yang membutukan perhatian dari seorang
guru dan tugas dari guru adalah menangani masalah yang ada pada anak.selain
pada anak orang tua juga di berikan bimbingan atau penyuluhan mengenai orientasi
program sekolah pada tk tersebut.
10. Penutupan tahun ajaran baru
Adalah
kegiatan yang di lakukan setiap tahun di mana kegiatan tersebut antara lain
yaitu adnya laporan pertanggungjawaban ke diknas setiap tahunnya mengenai
kegiatan apa saja yang di lakukan baik itu dalam urusan administrasi,keuangan
dan lain-lain serta adanya penyerahan ijazah para siswa yang mau tamat di
sekolah tersebut serta di adakan kegiatan seni tari pada sat
penyerahan ijazah berlangsung.
H. Ruang lingkup administrasi
kurikulum dan pembelajaran meliputi hal-hal sebagai berikut:
I.
Standar Isi
Berdasarkan
PP 19 Tahun 2005 dan Peratuan Menteri No. 22 Tahun 2006, Standar isi meliputi:
a.
Kerangka
dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan.
b.
Beban
belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah,
c.
Kurikulum
tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan dan disusun oleh guru
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari
standar isi,
d.
Kalender
pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Standar isi dikembangkan oleh BSNP.
2. Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan peraturan Menteri No. 23 Tahun
2006, Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi
lulusan ini meliputi seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Kompetensi lulusan ini mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
3.
Standar Penilaian Pendidikan
Standar Penilaian adalah standar yang
mengatur mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian prestasi belajar peserta
didik. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, menurut
PP 19 tahun 2005 terdiri dari
1.
Penilaian
hasil belajar oleh pendidik
2.
Penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan
3.
Penilaian
hasil belajar oleh pemerintah.
4.
Perangkat Pembelajaran
SKBM adalah
pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran oleh siswa per mata pelajaran.
Penetapan SKBM ini dilakukan oleh forum guru yang berada di lingkungan sekolah
yang bersangkutan maupun dengan sekolah yang terdekat (MGMP).
1.
Perhitungan
hari belajar efektif/ kalender pembelajaran
2. Program Tahunan, Program Semester
3. Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian
4. Program Satuan Pembelajaran (PSP) dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
5. Jadwal Pelajaran
6. Tugas siswa
7. Pengembangan diri/ Ekstrakurikuler
8. Program Perbaikan dan Pengayaan
9. Buku nilai
10. Leger/ DKN
11. Kumpulan soal
12. Grafik daya serap/ ketuntasan belajar per MP
13. Grafik nilai UAN (siswa baru dan siswa lulusan)
14. Supervisi PBM
15. Daftar buku-buku wajib, alat peraga dan referensi.
I.
Pengelolaan Administrasi Program Pengajaran/Kurikulum
administrasi
program pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan di bidang
pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan dibidang pengajaran yang
bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara berhasil guna dan
berdaya guna. Kegiatan administrasi program pengajaran, meliputi:
a.
Menyusun
program tahunan dan semester termasuk pembagian tugas mengajar.
b.
Menyusun
jadwal pelajaran.
c.
Mengatur
pelaksanaan penyusunan persiapan mengajaran dan batas pengajaran
d.
Mengatur
pelaksanaan evaluasi belajar dan mengatur norma penilaian.
e.
Mengatur norma
kenaikan kelas.
Kegiatan
harian, yang meliputi:
a.
Memeriksa
daftar hadir guru dan penjaga sekolah.
b.
Memeriksa persiapan mengajaran dan
batas pengajaran.
c.
Mengadakan
pengawasan umun terhadap berlangsungnya pengajaran.
d.
Mengatasi
masalah yang terjadi di sekolah selama 1 hari.
Kegiatan
mingguan, meliputi
a.
Kegiatan
pada hari senin adalah upacara bendera.
b.
Kegiatan
pada hari sabtu adalah upacara penurunan bendera.
Kegiatan
semester, meliputi:
a.
Mempersiapkan
ulangan harian dan ulangan umum.
b.
Pengisian
rapor.
c.
Pembagian
rapor.
Kegiatan
menjelang akhir tahun ajaran, meliputi:
a.
Menyelenggarakan
UAN dan membuat laporan sesuai dengan petunjuk.
b.
Melaksanakan
evaluasi belajar.
c.
Melakukan
evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tahun ajaran yang bersangkutan.
d.
Membuat
laporan akhir tahun ajaran.
e.
Pembagian
rapor.
f.
Kenaikan
kelas.
g.
Kelulusan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Admnistrasi
pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan, pengertian administrasi
pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang kerja sama, proses
kerja sama itu, sistem dan mekanismenya, manajemen, kepemimpinan, proses
pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahaan. Guru sangat berperan dalam
administrasi pendidikan, tugas utama guru yang sebagai pengelola dalam proses
belajar mengajar di lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Administrasi
Program Pembelajaran adalah kegiatan yang meliputi pengaturan seperangkat
program pengalaman belajar yang di susun untuk mengembangkan kemampuam siswa
sesuai dengan tujuan sekolah dalam rangka terciptanya proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjipto
dan Raflis Koasai, 2004. Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto.
2001. Aministrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Soetopo
Hendyat dan Wasty Soemanto, 1982. Pengatar Operasional Administrasi
Pendidikan,
Surabaya: Usaha Nasional.
http://artikelcoolhot-freelancearticle.blogspot.co.id/2011/12/makalah-administrasi-pembelajaran.html
http://ayomipale.blogspot.co.id/2010/04/peranan-administrasi-pendidikan-di.html
[4] Soetopo
Hendyt dan Wasty Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, (Jakarta:
Usaha Nasional, 1982), h. 32.
Subscribe to:
Posts (Atom)